Rabu, 22 Mei 2013

Aku dan Introvert

           Secara konseptual, definisi introvert serta penjelasan teknisnya bisa ditemui dengan mudah di google. Oleh sebab itu, artikel dibawah ini hanya menceritakan sepenggal pengalaman aku sebagai introvert dan sedikit gambaran bagaimana aku melihat sesama introvert.

Mau berkenalan dengan yang namanya Introvert?



            Sobat pasti sering menemui seseorang yang tenang, suka menyendiri, tidak suka aneh-aneh saat di foto, terlihat nyaman dengan beberapa teman dekat saja, terkesan sedikit kaku, terkesan tidak gaul,  menjawab pertanyaan dengan singkat dan padat langsung intinya serta ciri lainnya. Itulah orang introvert saudara-saudara :D
           
Dan.... Aku seorang introvert. Aku baru kenal dan nyadar istilah “introvert” saat aku duduk di bangku kelas 2 SMA. Sebelumnya, mungkin juga hingga mahasiswa aku menganggap introvert adalah sebuah penyakit. Aku sering lihat tingkah anak-anak lain yang aktif bertanya, lincah, bicara seperti rel kereta yang gak ada putusnya, semangat dan cepat menjawab apa saja. Sedangkan aku sangat berbeda, dan perbedaan itu, sungguh terasa. Aku bersyukur karena dari SD hingga SMA kelas satu, waktu aku masih tinggal di Manado tidak ada teman-teman yang menganggap ku aneh. Namun, saat kelas 2 SMA, aku pindah ke kota yang sekarang tempat ku kuliah. Lingkungan sosial mulai menempelkan istilah untuk diriku yaitu “aneh”. Bahkan ada temen sekelas ku yang bilang aku “anti sosial” padahal aku anak IPS. Aku bingung dengan istilah anti sosial, karena jika itu benar maka aku pasti tinggal di bulan dan gak pernah melakukan interaksi dengan siapa pun. Buktinya aku masih punya sahabat, dan berinteraksi dengan temen sekelas lainnya, aku juga punya orang tua yang menjadi lawan sharing. Mungkin maksudnya temen-temen ku itu bukan aku “anti sosial” tapi karena aku tidak tau cara bersenang-senang yang lepas bebas terjang sana sini. Tapi tetap saja istilahnya gak nyambung sama maksudnya. Jadi, dari pengalaman ku, orang lain sering salah paham dan mencap negatif kepada orang introvert. Bahkan untuk istilah yang tidak pantas sekalipun.
            Mungkin introvert juga sering menjadi bahan gossip karena kadang bikin gregetan. Kenapa? Karena mereka cenderung lebih sering diamnya daripada ngomongnya terkesan sombong. Diam bisa bikin orang gregetan dan kesal (dari pengalaman ku hehe).  Bisa jadi karena orang introvert tidak banyak bicara, tidak banyak memberitahu isi hatinya langsung kepada orang yang kurang dekat dengannya, yang menjadikan dirinya sering disalahartikan oleh orang lain. Tapi, kalo menurut ku, secara mendalam, sikap acuh, cueknya introvert bukan berarti sombong melainkan karena orang introvert gak suka bicara yang gak penting, bulet, terlalu berbasa-basi dan tidak apa adanya.
Satu lagi, orang introvert sering buang sampah ke dalam otaknya. Maksud ku itu terlalu banyak yang dipikirin sama orang introvert. Apalagi kalo udah menyangkut perasaan, suasana hati bisa balik 360% jadi galau. Ya karena orang introvert memiliki hati yang lebih sensitif. Karena sensitifitasnya, dia akan bertindak dengan terukur, memperlakukan orang lain dengan baik, dan menjaga kata-kata agar tidak menyakiti orang tersebut. Namun, saat dia menerima perlakuan yang tidak enak, dia akan memendam perasaan sedih dan terus memikirnya, dia juga pasti curhat, tapi hanya pada orang yang benar-benar dipercaya olehnya.
             Aku ingat dulu kata orang tua ku, aku anak yang lincah, suka ngomong, dan bandel, tapi aku mulai ada penurunan keceriaan, lompat sana lompat sini sejak SMP. SMP dan SMA adalah masa introvert menjadi raja dalam hidup ku. Namun, kadar introvert malah menurun saat aku kuliah. Aku berani ambil jurusan yang sangat berbeda dari kemampuan komunikasi oral ku yaitu Sosiologi. Aku benar-benar tertantang untuk berpikir sambil bicara saat masuk jurusan itu. Aku pun merasakan bahwa jurusan ini telah mengubah ku perlahan demi perlahan, hampir kearah ekstrovert. Aku bersyukur, karena menurut ku dampak itu bersifat positif dan membangun.
           Saat ini, aku punya teman cewek. Nah dia benar-benar introvert dan misterius. Dia bahkan lebih kaku dari diriku. Aku pertama kesal, sangat kesal, karena dia terlihat angkuh dan sombong. Ngomongnya juga seperlunya bahkan kayak gak nganggep saat ngomong sama aku itu penting. Tapi aku juga sadar bahwa aku pernah mengalami masa-masa yang seperti itu saat di Sekolah walaupun gak separah itu. Jadi, yaa aku hampir keliru, aku balik melihatnya dari sisi positif, bahwa itulah dirinya apa adanya. Aku sedikit berempati padanya karena dulu dia sempat bilang,  saat dia masih sekolah, dari SD sampai SMA, dia tidak punya teman dekat. Dia pun bertanya, “kenapa ya?” dan melanjutkan “katanya orang-orang.. aku dingin dan sombong”. Ya percakapan itu terjadi kalau gak salah saat semester 2, tapi selalu terngiang-ngiang dalam kepala ku sampai sekarang karena kepribadiannya sering dianggap sebuah "masalah" oleh anak-anak sekelas. Bukan masalah lebih tepatnya tapi seperti ada “stereotip” ke dia, jadi anak-anak cewek jarang mau kelompokkan dengannya.
Deskripsi di atas adalah secuil kepribadian yang aku tau tentang dirinya, aku hanya orang lain yang melihat dengan mata ku, dan menangkap dengan hati ku. Namun, dari secuil jiwa introvertnya itu, aku melihat dia punya kemampuan yang baik dari segi akademi. Dia orang yang sistematis, terukur, logis, tidak sembarangan, dan taat beribadah. Dia sering mendapatkan pujian secara tak langsung oleh dosen, dan mendapatkan perhatian dari dosen. Ini menunjukkan bahwa benar dia memang introvert, tapi itu bukan kekurangannya. Saat mulutnya jarang bicara, otaknya yang banyak berbicara. Argumen dan gagasan yang cemerlang dapat muncul dari mulut yang jarang berbicara ini. Orang lain yang tidak mengenal dan memahami orang introvertlah yang melihatnya “minus”.
          Pengalaman di atas membuatku berpikir bahwa orang introvert memiliki beban ganda. Terkadang dia membenci dirinya sendiri saat merasa diri berbeda dan terkadang dia dibenci orang lain karena dia berbeda. Meski demikian, antar orang introvert kadarnya berbeda-beda. Ada yang “pure”, ada yang kadang, ada yang sering, dan ada yang mampuh mengubah diri agar terhindar dari prasangka-prasangka negatif di atas. Ya walaupun di berbagai wacana telah banyak menunjukkan penelitian tentang introvert, tapi anggapan yang beredar dalam masyarakat tetap tidak berubah hingga kini. Semua tergantung lagi dari diri orang introvert itu. Apa mau memaksakan dunia untuk berubah demi dirinya? Atau dia yang mengubah diri sesuai kemauan dunia? Yang jelas proses untuk memahami dan memaklumi kepribadian seorang introvert butuh waktu yang lama. Karena di dunia akademisi seperti universitas sekalipun yang katanya mahasiswa/i pada kritis  juga memiliki isu yang sama. Mahasiswa/i introvert sering ngeblock karena mereka gak tentrem di kelompok anak-anak ekstrovert yang ceria dan kadang bertindak berlebihan kapan pun dan dimana pun, orang-orang introvert cepat memahami dan menerima sosok ekstrovert, tapi banyak kasus, orang ekstrovert yang sering butuh waktu untuk bisa menerima introvert apa adanya. Itu real terjadi di lingkungan sosial ku. 
      Ekstrovert dan Introvert tentu memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri, tinggal tergantung bagaimana si subyek menyikapi masalah yang dia alami dengan cara yang lebih bijak. Toh introvert tidak pakem, bisa jadi ambivalen, atau malah ekstrovert begitu juga sebaliknya. 

Selebihnya silahkan baca artikel dibawah ini yang merupakan dekonstruksi pemahaman tentang  "introvert":
http://www.idbite.com/artikel/2656/10-mitos-mengenai-kepribadian-introvert





11 komentar:

  1. Introvert cenderung menyendiri tapi bisa berubah menjadi kebalikannya saat ketemu dengan orang yang punya ketertarikan, hobi, dan cara komunikasi yang sama.

    yang penting gak malu-maluin deh :D

    BalasHapus
  2. Setuju sama artiker yang diatas. Semuanya pernah saya alami sebagai introvert. tapi bertemu teman sesama introvert sih saya belum pernah. saya juga sama seperti anda yaitu mulai pendiam dan menjadi introvert mulai SMP. xD

    hmm.. sebenernya saya rada alay kok, tergantung sama orang yang saya ajak bicara. kalau saya sudah kenal deket dan percaya sama orang itu, saya bakalan setia bangett tapi saya masih tetep kaku untuk mengungkapkan perasaan saya kepada orang lain :)

    BalasHapus
  3. wah akhirnya pertanyaan2 di kepalaku terjawabkan oleh artikel ini. bisa dibilang aku ini seperti temen cewek mu yg terlihat angkuh, sombong, ketus. tpi sesungguh aku yg introvert ini jg ingin berubah gimana caranya ga ketus angkuh atau sombong. semua hal (angkuh, ketus dll) itu reflek muncul begitu saja. huhh.. dan ya, introvert itu banyaak banget yg dipikirin. heheh

    nice posting :D

    BalasHapus
  4. Bener bngt gan. aku sering memikirkan sesuatu yang tidak penting. Bahkan selalu berimajinasi. Seakan otaku ini tak pernah berhenti tuk bekerja. Bahkan waktu mau tidur pun susah. Karna selalu memikirkan sesuatu setiap hari. seakan sifat introvert ini seperti penyakit yang terus menghatui. masalah pun sering terfokuskan. Mau curhatpun susah, karna tak pandai dalam hal bercakap.

    BalasHapus
  5. Sama dong, rasanya lelah & gk tahan kalo kumpul ditengah2 bnyk org, pengen plg menyendiri dikmr buat ngumpulin energi. Dan gw suka berpikir yg berat2, berimajinasi, & menemukan bnyk ide2, tp gk enaknya pas mw tidur, otak gw seakan berontak !

    BalasHapus
  6. Hah! Terdengar membosankan mengakui diri sebagai introvert.

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Bikin Grup whatsap khusus introvert yuu.. Yg brminat, email ke yuliani336699@gmail.com

    BalasHapus